

GUNUNGKIDUL (DIY) | matayogya.com – Pemerintah Kabupaten Gunungkidul menggelar Gunungkidul Night Carnival pada Rabu (8/10/2025) malam. Kegiatan tersebut merupakan puncak rangkaian peringatan hari jadi Kabupaten Gunungkidul ke 195. Gunungkidul Night Carnival diikuti oleh 22 kontingen yang terdiri dari pelajar SMA, SMK, dan beberapa Sanggar Seni.
Perhelatan Gunungkidul Night Carnival diawali dengan pertunjukkan drama tari kolosal Prabha Bhumi Daksina dengan melibatkan ratusan seniman muda asli Kabupaten Gunungkidul. Tari kolosal Prabha Bhumi Daksina sendiri memiliki arti cahaya tanah selatan, dimana tarian tersebut menceritakan kisah perjalanan Kabupaten Gunungkidul dari kegelapan menuju terang, perebutan menuju persatuan dan juga mengkisahkan tanah yang tandus menjadi sumber kehidupan.
Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih mengatakan, Gunungkidul Night Carnival sebagai wadah pagelaran seni budaya sekaligus hiburan bagi warga masyarakat. Tak hanya itu, gelaran ini juga sebagai ruang bagi seniman untuk mengajarkan nilai-nilai budaya jawa bagi generasi muda.
“Gunungkidul Night Carnival adalah sebuah maha karya kolosal dari setiap rias, setiap kostum, setiap tarian, dan setiap iringan musik yang kita saksikan adalah sebuah cerita, tentang kearifan lokal, tentang kegigihan, tentang keindahan alam, dan optimisme masyarakat Gunungkidul,” ucap Endah.
Endah menyebut Gunungkidul Night Carnival adalah bukti nyata bahwa daerah ini bukan hanya kaya akan sejarah dan tradisi tetapi mampu mentransformasikannya menjadi sebuah pertunjukan yang memukau tanpa kehilangan roh dan jati diri.
Lanjut Endah, kegiatan ini merupakan wujud semangat masyarakat Gunungkidul untuk bangkit, kreatif dan bersinar di segala bidang. “Sebagaimana Ir. Soekarno pernah berpesan dengan melakukan pengayaan budaya lokal kita pasti lestari dan sebagai bangsa yang besar tak akan pernah terkikis oleh budaya bangsa luar,” sambung Endah.
Menariknya, Gunungkidul Night Carnival ada pemandangan yang sedikit berbeda, dimana Bupati Endah bersama jajaran OPD terlihat seluruhnya mengenakan topeng selama acara berlangsung.
“Mengapa Kepala Kundha Kabudayan pakai topeng, Kepala Puskesmas pakai topeng, dan jajaran OPD, Panewu pakai topeng karena Kabupaten Gunungkidul mempunyai satu wilayah yang sangat bersejarah yaitu wilayah Bobung yang berada di Kapanewon Patuk, Gunungkidul itu terdapat tempat kerajinan topeng yang merupakan warisan budaya nenek moyang kita,” jelas Endah.
“Bupati Gunungkidul memutuskan untuk topeng Bobung ini dijadikan ikon budaya di Kabupaten Gunungkidul yang rencanannya setiap tahun akan digelarnya festival topeng,” beber Endah.
Penulis: Hm_MY.
Editor: Redaksi.
Ikuti Saluran MY:
https://whatsapp.com/channel/0029Vb7ZDWBHAdNVR2Jkqr14
